Kali ini, Violison Martheo sebagai pembicara Inspire mengajak kita semua untuk mengingat kembali “endgame” yang Tuhan persiapkan untuk kita melalui kisah Naomi dan Rut.
Dalam kisah Naomi dan Rut, kita diajak untuk melihat bagaimana belas kasih Allah bekerja dalam kehidupan kedua wanita itu dalam cara yang bisa dibilang tidak terduga. Naomi dan Rut kehilangan segala-galanya, namun karena kesetiaan Rut pada Tuhannya Naomi, ia mendapat kasih karunia di hadapan Allah. Rut mendapatkan kesempatan untuk bekerja di ladang Boas dan ia mempergunakan kesempatan itu sebaik-baiknya. Akhirnya Rut menikah dengan Boas dan memiliki anak laki-laki, yang pada akhirnya juga memulihkan kehilangan dan kepahitan Naomi.
Akan tetapi, apakah kita menyadari bahwa “endgame” kisah Rut tidak hanya berhenti di situ saja? Lanjutan dari kisah Rut bisa kita lihat di Injil Matius, di mana Ia bukan hanya memulihkan keturunan Naomi, tapi bahkan menjadi bagian dari garis keturunan Yesus Kristus. Ini adalah “endgame” yang barangkali tidak pernah terpikirkan sebelumnya, baik oleh Rut, Boas, maupun Naomi. “Endgame” dari kisah Rut melebihi masa hidupnya sendiri.
Demikian pula “endgame” kita kemungkinan besar tidak akan pernah bisa kita lihat. Tetapi perlu kita ingat bahwa ada rencana yang lebih besar, lebih jauh, dan lebih baik dari yang bisa kita rancang saat ini. Kita perlu selalu ingat bahwa ada “endgame” yang sejati nantinya. Kita memang tidak pernah tahu “endgame” seperti apa yang menanti, tapi kita tahu bahwa hal ini melibatkan Tuhan dan keabadian bersama-Nya. Lalu, kalau kita tidak tahu, apa yang bisa kita lakukan?
God has already prepared the way. He’s just preparing you.
Tuhan pada dasarnya sudah mempersiapkan segalanya, termasuk “endgame” untuk kisah ini. Akan tetapi, seperti Rut, kita selalu diberikan kesempatan untuk “bekerja”, untuk “level up”. Rut berusaha bangkit dari rasa kehilangannya dengan bekerja dan “level up” di ladangnya Boas. Ia tentu saja benar-benar bekerja keras, hingga Boas sendiri mengatakan bahwa orang-orang mengomentari Rut demikian. Rut mau dipersiapkan oleh Tuhan agar ia bisa menempuh jalan yang sudah dirancangkan oleh Tuhan. Kita pun diajak untuk melakukan hal yang sama. Selalu ada kesempatan untuk bertumbuh.
Violison mengingatkan kembali bahwa formasi yang dijalani di Domus Cordis (DC) adalah kesempatan untuk bertumbuh juga. Formation is for mission and in mission. Dalam menjalaninya, bisa jadi merasa overwhelmed dengan semuanya. Kita merasa kesulitan untuk bisa mengerjakan semua tugas dan tanggung jawab, hingga terkadang merasa semuanya out of balance. Tapi, perlu kita ingat bahwa memang kehidupan bersama Tuhan tidak akan pernah balance. Kehidupan bersama Tuhan akan selalu surplus.
Sama seperti Naomi dan Rut, ketika mereka menyerahkan diri sepenuhnya pada rencana Tuhan, Tuhan mengubah sejarah mereka menjadi sejarah penyelamatan.
Penulis: Aufa - DC Jakarta (Caritas)
Editor: Ermelinda - DC Jakarta (Gioia)
Comments