top of page

Cinta Tuhan dan Pembentukan Komunitas Basis di Tanjung Selor

"Tuhan lambat banget sih jawab doa-doaku," itulah hal yang kurasakan selama ini. Namun, pengalaman pertamaku bergabung dalam mission trip bersama komunitas Domus Cordis menyadarkanku bahwa bukan Tuhan yang lambat menjawab doa, tapi justru aku yang lambat peka pada setiap respon Tuhan. Ternyata, setiap isi hatiku, Dia tau dan Dia selalu ingin segera menjawab.


Bulan Februari, hatiku mulai tergerak untuk bepergian di bulan April tapi gak tau akan ke mana. "Tuhan, kalau memang gerakan hati ini dariMu, biar Engkau sediakan semuanya ya,” dan doaku dijawab Tuhan dengan cepat.


Bulan Maret, mulai ada pengumuman tentang mission trip di komunitas. Tapi nggak lama setelah pengumuman itu, aku dihubungi Kak Fenny dari Domus Cordis Keuskupan Agung Semarang untuk ikut bermisi ke Tanjung Selor, ibu kota Kalimantan Utara. Wow, sebuah kota yang tidak pernah aku tau dan dengar sebelumnya. Persis seperti lagu Allah Sanggup “apa yang tak pernah dilihat mata, yang tak pernah didengar telinga, yang tak pernah timbul di dalam hati, semua disediakan bagi yang mengasihi Dia”.


“Yes,” mission trip ini menjadi kerinduan hatiku yang dijawab Tuhan, yaitu punya pengalaman pertama naik pesawat ke luar pulau untuk melayani dan memuliakan Dia. Kali ini aku jadi sadar bahwa apapun yang Tuhan mau lakukan dalam hidup kita, Dia tanamkan kerinduan lebih dulu dalam hati kita supaya ketika kerinduan hati itu terjawab, kita sadar bahwa semua oleh karena Tuhan dan anugerahNya. 


Perjalanan begitu panjang dan dinamis selama 7 hari (11-17 April 2024) tidak membuat Tuhan ketinggalan atau kerepotan, justru Tuhan sudah sediakan berkat di setiap perhentian ini : Jakarta – Balikpapan – Tarakan – Tanjung Selor – Antutan – Tanjung Selor – Tarakan – Balikpapan – Jakarta. Kalau langit bumi beserta isinya bisa Tuhan ciptakan selama 7 hari, apalagi perjalanan mission trip: Anugerah Tuhan, kehadiran Tuhan, kesetiaan Tuhan, aksi cinta Tuhan, dan penyertaan Tuhan sungguh aku rasakan.


  • Anugerah Tuhan

Rencana awal kami berangkat naik pesawat, tapi akhirnya naik speedboat yang tiketnya baru beli di pelabuhan. Padahal biasanya sulit mendapat slot keberangkatan kalau beli secara mendadak. Puji Tuhan, kami dapat tiket Pk. 12.50 WITA dengan kapal bernama “Anugerah Baru” - benar-benar sebuah anugerah masih bisa dapat kapal. 


  • Kehadiran Tuhan sederhana dalam setiap pribadi

Penyambutan yang begitu istimewa dari umat desa Antutan. Ada tari-tarian. Kami juga diajak bersalaman dengan seluruh umat desa Antutan yang berdandan dan memakai pakaian adat 5 jam sebelum kami datang. Selama bersalaman aku jadi sadar bahwa kehadiran diri, senyuman, dan jabat tangan, bisa menjadi sarana sederhana kehadiran Tuhan dalam bermisi yang membawa kehangatan dan kekuatan.


  • Kesetiaan Tuhan

Tuhan tetap memilih anak-anak Nya walau dia menolak sekali pun. Pada sesi mendoakan salah seorang peserta, aku merasa kasih Tuhan begitu besar sedang tercurah baginya. Ketika selesai, dia bercerita bahwa sebenarnya dia menolak dan berdebat dengan romo karena tidak mau hadir rekoleksi dengan Domus Cordis. Ternyata justru Tuhan mau pakai dia secara luar biasa sebagai pendamping orang muda.


  • Aksi Cinta Tuhan

Cinta Tuhan begitu terasa dalam kebersamaan dengan Mgr Paulinus Yan Olla (Bapa Uskup Tanjung Selor). Bahkan kami dibukakan buah durian, disiapkan berbagai makanan, diajak Misa yang dipimpin Beliau. Betapa Bapa Uskup menjadi panutanku dan sungguh pengalaman yang indah bisa sedekat itu dengan Beliau. 



  • Penyertaan Tuhan

Tuhan hadir di hotel Balikpapan sebagai kota perhentian terakhir sebelum kembali ke kota kami masing-masing. Ada papan informasi depan dinding lift, bahwa ada Kapel di lantai 6 - bagian hotel paling atas. Kami mengira bahwa Kapel itu hanya sebuah ruangan untuk pemberkatan, ternyata Kapel Katolik di mana kita bisa Pujian Penyembahan berdoa bersama sambil sharing. 


Pengalaman ini menguatkanku untuk tetap melakukan kasih, memiliki iman dan harapan untuk bermisi melayani Tuhan dan sesama. Tuhan tau jalan yang terbaik dibandingkan diri kita sendiri, jadi “have no worry in Him.



Puji Tuhan juga karena Domus Cordis berkesempatan melayani dan mendukung Keuskupan Tanjung Selor melalui program Pengembangan Komunitas Basis (PKB). Mulai bulan Juni 2024, program pendampingan orang muda melalui komunitas basis akan dimulai di 14 Paroki yang tergabung dalam Keuskupan Tanjung Selor. Kita doakan agar komunitas basis orang muda ini dapat berakar, bertumbuh dan berbuah di dalam Kristus.


Penulis: Elva - Totally Yours (DC Jakarta)

Editor: Tasia - Salve Regina (DC Jakarta)

Fotografer: Tim Mission Trip ke Tanjung Selor

  • DC Keuskupan Agung Semarang: Budi, Fenny

  • DC Keuskupan Agung Jakarta: Deddy, Pram, Elva

  • DC Friends: Matilda


73 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


bottom of page